Ilmu keolahragaan

Ilmu keolahragaan

Ilmu keolahragaan (disingkat IKOR) adalah pengetahuan sistematis dan terstruktur tentang fenomena olahraga yang dibangun melalui proses penelitian ilmiah. Sebagai disiplin ilmu tersendiri, cakupan penelitian ilmu keolahragaan dapat didasarkan pada studi ontologis, epistemologis dan aksiologis. Studi ontologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang apa keunikan dan kebaruannya dari disiplin lain, sedangkan studi aksiologis dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang nilai-nilai apa yang sebenarnya diberikan untuk kemaslahatan manusia.

Pada hakikatnya, ilmu keolahragaan berakar pada pengetahuan multidimensi tentang hidup dan kehidupan manusia. Sedikitnya terdapat tiga dimensi dalam hidup dan kehidupan manusia, yakni dimensi lahir (tumbuh, berkembang, dan mati), dimensi fisik, mental dan emosional, dimensi biologis (pribadi, dan perilaku), dimensi individu dan sosial, dimensi ruang dan waktu, dimensi alam, humanistik, dan budaya. Ilmu keolahragaan mempelajari fenomena keolahragaan yang dilakukan dan nomenanya adalah manusia, sehingga ilmu keolahragaan memiliki dimensi kajian yang sangat kompleks sesuai dengan kompleksitas keberadaan manusia itu sendiri. Ilmu keolahragaan berkembang dari ilmu-ilmu terdahulu yang mengkaji tentang aktivitas manusia dengan berfokus pada manusia yang berolahraga, olahraga yang dilakukan dan faktor-faktor yang ada di dalamnya.

Kajian keolahragaan merupakan kajian ilmu yang selalu berkembang sesuai dengan perkembangan dan dinamika kegiatan keolahragaan dalam skala nasional, regional maupun internasional. Implementasi ilmu keolahragaan dalam ranah empiris terlihat dalam partisipasi ilmuwan yang menguasai secara teknis, metodologis, praktis dan teoretis untuk mendesain pengembangan keolahragaan. Di dalam ranah praktis, ilmuwan mulai menelusuri perkembangan teknis keolahragaan, manajemen penyelenggaraan keolahragaan dan sistem pelatihan keolahragaan. Ilmu keolahragaan adalah ilmu yang relatif baru dan memiliki sejarah lebih pendek daripada bidang-bidang ilmu lain seperti filsafat, hukum, fisika, dan biologi. Oleh karena itu, pendasaran teoritis-praktis masih terus diupayakan, sehingga kerangka berpikir ilmu keolahragaan memperkuat eksistensinya.


From Wikipedia, the free encyclopedia · View on Wikipedia

Developed by Tubidy